Kamis, 16 Juli 2020

FREE WRITING



Free writing, inilah judul kuliah online Latihan Menulis bersama Om Jay sesion ke-14 kali ini. Materi ini akan disampaikan oleh Bapak Firman Suwarya. Untuk yang mau kenal lebih jauh lagi dengan beliau bisa akses di gubuginformatika.blogspot.com. atau Youtube.com/c/firmansuwarya. Dan lulusan Pascasarjana, Teknik Informatika STMIK Eresha ini, tentunya sudah berpengalaman sekali. Banyak sudah karya yang beliau hasilkan. Diantaranya adalah :

Buku Solo:
1.          Penerapan Exact Match Pada Singular Value Decomposition Dengan Menggunakan Discrete Cosine Transform Untuk Deteksi Pemalsuan Pada Citra (Kun Fayakun, 2019),
2.         Persahabatan Sebening Embun (Edwrite, 2019),
3.         Sarjana Cangkul (Jmaestro, 2019)

 Buku Antologi:
1.          Ayo Belajar Informatika (Andi Offset, 2019),
2.         Dari Film Pendek Hingga Pandai Sikek (Media Guru, 2019),
3.         Indonesia Is We (Media Guru, 2019),
4.        Buka Bersama Keluarga (Penerbit Mecca, 2019),
5.         Ketika Ramadhan (Penerbit Mecca, 2019),
6.        Sajak-sajak Penaku (Mandiri Jaya Publishing, 2019),
7.         Syair Pena Para Pujangga (Rumah Produksi Naskah, 2019),
8.        Story of Life (eduvation, 2019),
9.         Tulisannya pernah beberapa kali dimuat di Surat Kabar Radar
10.      Indramayu Cirebon
11.       Penulis artikel di media online

Serta beberapa naskah lain yang tengah diproses oleh penerbit.

Selanjutnya apa sebenarnya yang dimaksud dengan Free Writing ?
Free writing atau bebas menulis adalah Latihan yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan pikiran dan ide-ide mereka sebelum mereka mulai dokumen, dengan hasil yang tak berujung, non-diselingi, dan bebas-mengalir ayat yang akan sangat membantu dalam proses penulisan awal.



Free Writing juga bisa diartikan juga dengan teknik menulis di mana seseorang menulis terus menerus untuk jangka waktu tanpa memperhatikan ejaan, tata bahasa, atau topik. Dorothea Brande adalah pendukung awal menulis bebas. Dalam bukunya Menjadi Penulis (1934), dia menyarankan pembaca untuk duduk dan menulis selama 30 menit setiap pagi, secepat mereka bisa. Penulis menulis tanpa memperhatikan ejaan, tata bahasa, dll, dan tidak membuat koreksi. Jika penulis mencapai titik di mana mereka tidak bisa memikirkan apa pun untuk menulis, mereka menulis bahwa mereka tidak bisa memikirkan apa pun, sampai mereka menemukan baris lain pemikiran. ( fahrizal akbari dalam https://www.idntimes.com/life/inspiration/fahrizal-haryunda-akbari/mulai-belajar-menulis-free-writing-solusi-yang-cocok-buatmu-c1c2 )

Langkah pertama yang harus kita lakukan bisa bebas menulis adalah segera menulis ide yang muncul jangan menunggu ide itu hilang. Menulis ide yg muncul itu sangat mudah, kapan saja dan dimanapun, tulislah segera.


Jika kita berani menulis 5 lembar perhari, maka isnyaallah akan menjadi penulis yang handal dan produktif. Secara umum memang menulis sebanyak 5 halaman itu memerlukan waktu berjam-jam. Belum lagi nanti jika rasa bosan sudah melanda dan tiba-tiba ide – ide yang kita miliki telah hilang entah kemana dan bingung harus nulis apa lagi. Dan pada akhirnya berdampak pada rasa cape, lelah, malas untuk menulis.Inilah biasanya penyakit yang menghinggapi kebanyakan penulis baik yang baru belajar nulis atau penulis yang sudah handal.


Penyakit lain dalam menulis adalah masalah kompilasi. Yaitu saat mau nulis lagi, tiba-tiba mendadak mendapatkan ide yang baru, lalu kita coba mulai menulis ide baru tersebut. Ditengah jalan tiba-tiba muncul ide baru lagi, menulislah kita dengan ide baru lagi begitu seterusnya dengan alasan yang sama yaitu ide baru ini lebih baik dari ide pertama, akhirnya kita akan terjebak dalam “Lingkaran Setan Kebuntuan”. Dan tidak ada karya yang dihasilkan. Bagaimana solusinya agar kita tidak terjebak dalam lingkaran tersebut? Gunakan atau terapkan prinsip Menulis gratis. Menulislah apa saja yang dianggap menarik untuk ditulis. Anggaplah Anda dalam suasana yang menuntut target. Jangan khawatir dengan tulisan kita menarik atau tidak. Tulis saja terus dan teruslah menulis.


Agar kita keluar dari lingkaran Setan Kebuntuan, maka yang perlu dilakukan adalah dengan langsung mengungkapkan ide yang muncul lewat menulis, jangan dipikirkan sampai dimana dan berakhirnya ide itu, yang penting tulis saja. Setelah itu baru kita cek dan ricek. Dan sebaiknya kita harus meluangkan waktu, jangan hanya menggunakan waktu luang dalam menulis, misalnya 30 menit atau 60 menit setiap hari secara konsisten.


Pengalaman beliau sendiri dalam menulis, pernah mengalami kesulitan menemukan ide yang bagus, bermacam-macam keraguan muncul dalam pikirannya. Hingga menemukan suatu kekuatan berupa komitmen bahwa *jelek, kurang bagus, bagus, atau sejenisnya pokoknya ditulis...* Kemudian dari sini mulailah beliau membuat outline. Outline harus selesai, kemudian setelah outline jadi lanjut menulis satu persatu dengan alokasi waktu yang diluangkan. Meskipun dalam perjalanannya kemungkinan akan mengalami perkembangan dan sejenisnya..

Jika muncul beberapa ide, untuk menentukan ide mana yang akan dieksekusi menjadi tulisan yang enak dibaca, maka pilih ide yang paling kita kenal dan kuasai, sehingga kita dapat menulis dengan hati dan ini akan membuat pembaca menjadi lebih tersentuh.

Tidak ada teknik khusus dalam menulis freewriting karena secara sederhana Freewriting itu tulis secepat-cepatnya terhadap ide yg muncul. Jangan takut salah, keliru, jelek hasilnya, atau salah ketik. Pokoknya tulis dan tulis sampai habis. Modalnya ide, dan ide bisa muncul dari mana saja, dari sekitar kita. Bisa dari toilet, naik angkutan umum yang sesak penumpang, hingga ke wisata paling indah dan lain sebagainya.


Hasil tulisan yang berkualitas atau kurang berkualitas bisa ditentukan dari faktor ide yg muncul, jika ide yang muncul bagus dan berkualitas, lalu lanjut dengan outline yg berkualitas, maka hasil tulisan juga akan tidak jauh dari situ, yaitu bagus dan berkualitas.


Rasa malas adalah penyakit dari kita sendiri yang sangat berbahaya. Dan kita sendiri jugalah yang akan mampu mengobati. Menulis dan menulis lagi, dan jangan pantang menyerah begitu saja....


Terimakasih pak Firman..sehat, sukses dan bahagia selalu...salam literasi dari kota Gudeg..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar