Kamis, 29 Oktober 2020

 

Alur “Merrdeka Belajar” dan Filosofis Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Tri Tusiyani, S.Pd

 

Pada saat ini pemerintah melakukan gebrakan di dunia pendidikan dengan Program Guru Penggerak yaitu program pendidikan kepemimpinan bagi guru, untuk  menjadi pemimpin pembelajaran. Dilansir dari situs Medcom.id bahwa : “Program guru penggerak bertujuan menghasilkan pembelajaran yang berorientasi pada murid. Pemimpin-pemimpin pendidikan saat ini sangat dibutuhkah untuk mengangkat kualitas pendidikan sehingga perlu ada kerja sama dengan pemerintah daerah agar lulusan program ini menjadi pemimpin di ekosistem pendidikan nasional”.( Iwan Syahril dalam konferensi daring, senin 13 Juli 2020)

 

Dalam artikel id.m. Wikipedia.org dinyatakan bahwa Penelitian  Progamme for International Student Assesment (PISA) tahun 2019 menunujukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah, untuk bidang matematika dan literasi Indonesia menduduki posisi ke-74 dari 79 negara. Untuk mengatasi hal tersebut,  maka kemudian pemerintah membuat kebijakan dengan menggalakkan program merdeka belajar. Program ini terinspirasi dari dua konsep filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu kemerdekaan dan kemandirian.

 

Sejalan dengan konsep filsafat tersebut, pendidikan adalah upaya memerdekakan aspek batiniahnya. Pendidikan  merupakan upaya konkret untuk memerdekakan manusia secara utuh dan penuh. Pendidikan adalah pintu masuk menuju kemerdekaan lahiriah dan batiniah manusia, baik sebagai makhluk individual maupun sebagai anggota masyarakat dan warga dunia. Pendidikan menghantar seseorang memiliki otonomi diri secara utuh dan penuh dalam wilayah kognisi, afeksi, spiritual, social sehingga eksistensinya mampu berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri.

 

Untuk istilah pendidikan dan pengajaran, Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan dua kata tersebut dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut Beliau, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu yang memberikan faedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi pengajaran adalah proses pendidikan dalam memberi ilmu sedangkan pendidikan adalah tuntunan terhadap kodrat masing- masing anak.

 

Dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.Sesuai dengan pengertian pendidikan tersebut di atas, maka sebagai pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat alam yang ada pada anak-anak, sehingga dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak dalam menghadapi kodrat zamannya. Pendidk tidak bisa memaksakan kodrat dasarnya anak. Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

 

Kita tidak asing lagi dengan Tiga semboyan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yang menunjukkan kekhasan Indonesia, yakni : Pertama, Ing Ngarsa Sung Tuladha, artinya seorang guru adalah pendidik yang harus memberi teladan. Ia pantas digugu dan ditiru dalam perkataan dan perbuatannya. Kedua, Ing Madya Mangun Karsa, artinya seorang guru adalah pendidik yang selalu berada di tengah-tengah para muridnya dan terus-menerus membangun semangat dan ide-ide mereka untuk berkarya. Ketiga, Tut Wuri Handayani, artinya seorang guru adalah pendidik yang terus-menerus menuntun, menopang dan menunjuk arah yang benar bagi hidup dan karya anak-anak didiknya.

 

Senada dengan semboyan pendidikan di atas, maka dikembangkan metode pendidikan  “paedagogik”, yakni Momong, Among dan Ngemong, yang berarti bahwa pendidikan itu bersifat mengasuh. Mendidik adalah mengasuh anak dengan kasih sayang, bukan berdasarkan paksaan yang bersifat “hukuman”. Mengedepankan Budi pekerti yang merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan atau watak atau karakter dalam mengasuh , merupakan prinsip dalam metode ini. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Dengan budi pekerti ini diharapkan akan membawa kebahagiaan pada anak, karena bahagia adalah merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa.

 

Untuk mencapai pemahaman program MERDEKA BELAJAR yang didasarkan pada filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara di atas, program pendidikan guru penggerak membuat model pembelajaran dalam diklatnya  dengan nama “Alur MERRDEKA BELAJAR” yakni : Mulai dari diri (Mandiri), Eksplorasi Konsep (Mandiri dan Forum Diskusi) Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi konstektual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar Materi dan Aksi Nyata. Alur ini ada di tiap paket modul yang keseluruhan ada tiga modul. Dengan alur yang dibuat ini Calon Guru Penggerak (CGP) dengan pelan tapi pasti akan dapat memahami filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara yang merupakan dasar dari Program MERDEKA Belajar yang dicanangkan pemerintah. Sehingga pembelajaran yang dulunya berbasis paksaan dan hukuman akan berubah menjadi pembelajaran yang merdeka dan mandiri.

 

Dengan program inipula diharapkan CGP mampu memahami pemikiran filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara, menjadi penggerak  dan mengembangkan serta mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid, guru dan pemangku kepentingan. Dimulai dari pendidkan CGP angkatan 1 ini diharapkan  Program MERDEKA BELAJAR yang dicanangkan pemerintah benar – benar terwujud dan akan membawa perubahan pada dunia pendidikan kita. Pendidikan yang menghamba pada anak yaitu pendidik layak nya seperti orang tua yang tulis penuh kasih sayang dalam mendidik murid, tiga semboyan pendidikan Indonesia, metode pendidikan momong, among dan ngemong dan ajaran – ajaran filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara Lainnya akan mampu membawa perubahan pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang hanya mengedepankan aspek kognitif saja tidak akan terjadi lagi di masa mendatang. Berbasis Filosofis Pendidikan Ki Hajar Dewantara maka diharapkan program MERDEKA BELAJAR akan terwujud sehingga akan lahir generasi – generasi bangsa yang mampu memaknai pendidikan secara benar dan nyata…

 

DAMPAK COVID – 19 TERHADAP MARKETING BUKU

 

DAMPAK COVID – 19 TERHADAP MARKETING BUKU

 



 

 

Telah kita ketahui bahwa Pandemi Covid – 19 merupakan bencana nasional bahkan internasional. Semua orang panik dan was-was, serta diliputi ketakutan yang berkepanjangan Setiap bencana pasti akan berdampak di semua sektor. Dan salah satunya adalah Dunia Buku. Ini adalah materi yang akan disampaikan oleh Bapak Agus Subardana, S.E, M.M, CDS pada kuliah online WAG Belajar Menulis bersama Om Jay malam ini. Beliau adalah Direktur Pemasaran penerbit Andi. Dan tentunya sudah sangat berpengalaman di dunia buku.

 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzkjZupJM7LqfPtVrf-Vfacev34DPIAOZxJbjEXznaoMRAm1BVAgiIovMe3WZZCtgyHOjTEhhEXZiKNOKZsotzXG_aWkCb7uXxNW-Z8u52BL1-m7hgczy9kVmPeOZ8lhUCNL3wbhrfmVN6/s320/WhatsApp+Image+2020-07-10+at+19.36.07.jpeg

 

Ternyata bencana Pandemi Covid – 19 ini sangat mempengaruhi dunia buku. Terutama pada omset penjualan buku. Berikut adalah  dampak Covid – 19 terhadap penjualan buku :
1.  Jaringan toko buku tutup,
2. Orang takut datang ke toko buku,
3. Banyak penerbit yang menghentikan distribusi ke toko buku,
4.  Penerbit bangkrut dan gulung tikar.


Selama masa pandemi grafik pengunjung mengalami penurunan yang signifikan bahkan terjun bebas. Baru mulai bulan Juni penjualan buku naik lagi persentasenya.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXZGdf1p2dPHd0ipJ9MOvqgiLniAJkvD17ZQyZ_GBpduX34ZPw3BpuyDTzhPmQ4WpI8xlN1EVcHMRzZ01t8VLpSfakVzI_cCGoovuVNfLgeWaoOiOLGs_fcoTLxTelrhfql0COPTOQWT7x/s320/WhatsApp+Image+2020-07-10+at+19.40.49.jpeg

Sebagai pelaku ekonomi yang melibatkan banyak unsur,  penerbit harus mengubah strategi penjualan melalui transformasi digital yang mengubah dunia menuju era low economi. Transformasi digital ini ditandai dengan minimnya interaksi individu terutama industri perbukuan. Perubahan ini berdampak sangat besar ke beberapa hal yaitu: 

1.       pekerjaan,

2.       keluarga

3.       cara blajar mengajar berubah

4.       aktivitas sosia. 

 

Penerbit harus memutar otak agar bisa bertahan di tengah bencana. Mereka mencari strategi yang bisa dilakukan untuk penerbitan dan pemasaran buku. Salah satunya adalah mengubah strategi yang dilakukan dalam penjualan buku yaitu dengan digital marketing.

 

Digital marketing  yang dapat dilakukan adalah:

a.        brand

b.       sosial media

c.        content marketing

d.       email marketing

e.        video production

f.        SEO

g.       web design

h.       App. development

i.         SEM

Semuanya harus dicoba dan dilakukan serta dibutuhkan kerjasama yang solid dari semua unsur penerbitan.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6Y8_KgYOlRWt71MusjziyPGS-9oYwclj3oVnzTB061zaIbikkVnBQjw8o74ZUSh0PA9qgs-2NIz3hcmyRjnoVBHhv-qT61QNL_reW0f5ZJlZrwukuFdNlvv_IIAA2n_JdOGUOt9mAvnPs/s320/WhatsApp+Image+2020-07-10+at+19.43.43.jpeg

Manfaat Digital marketing dalam membantu meningkatkan penjualan yaitu:

1.       Biaya lebih murah

2.       Daya jangkau lebih luas

3.       Mudah menentukan target pasar

4.       Komunikasi dengan konsumen lebih mudah

5.       Mudah dievaluasi dan dikembangkan

6.       Lebih cepat populer

7.       Membantu meningkatkan penilaian penjualan

 

 Selain itu penerbit  juga harus melakukan strategi penjualan buku dalam masa pandemi supaya tetap eksis yaitu dengan cara:

1.       berhubungan dengan pelanggan terus menerus.

2.       membangun reseller-reseller untuk memasarkan buku

3.       membagikan informasi melalui media sosial lainnya

4.       harus selalu menjadi yang pertama

5.       punya tim yang solid

6.       membangun network dengan komunitas

7.       mengadakan promo khusus melalui diskon atau rabat kepada konsumen

8.       mengadakan even seperti webinar 

 

Upaya yang dilakukan penerbit dalam mempertahankan penjualan buku yaitu dengan cara :

1.       Menumbuhkan brand empati kepada konsumen

2.       Mobile marketing

3.       Email marketing untuk manargetkan pelanggan

4.       Menargetkan pelanggan secara personal

5.       Continue marketing atau berkelanjutan dan terus menerus

6.       Menggabungkan seluruh digital marketing melalui web secara terintegrasi

7.       Menggunakan konten marketing yang menarik mellaui artikel, teks, video , gambar dll.

8.       Menghadirkan visual marketing melalui IG, Youtube

9.       Menggunakan google adword

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7idFEAYypjg60FV1nzLbtIKeGqQg_CdfXb8dByp1uf7m6XVT4GsDmwynAtjhpehLok3sKLlksmsztw1YMuIafwT7WNeAX-pvwz_zXDHmDrB24wF5JOlXohEz3sIiEpjqMsjEY6s4Folir/s320/WhatsApp+Image+2020-07-10+at+20.00.28.jpeg

Potensi buku untuk sekolah sangatlah besar. Dengan adanya kebijakan penggunaan dana BOS yang diperbolehkan untuk :

1.       pengembangan perpustakaan

2.       kegiatan penerimaan siswa baru

3.       kegiatan pembelajaran ekstra kurikuler

4.       kegiatan evakluasi pembelajaran

5.       pengelolaan sekolah

6.       perawatan alat multi medsia pembelajaran

7.       pembayaran honor

8.       perawatan sekolah

9.       pengembangan profesi guru

 

Perpustakaan bisa membelanjakan buku yang sangat diperlukan untuk pembelajaran jarak jauh. Siswa diharuskan mempelajari materi dari buku tersebut. Penerbit Andi menyediakan berbagai buku yang bisa diorder melalui SIPLAH yang menggunakan alokasi dana BOS.

 

Sebelum pemaparan materi kali ini beliau tutup, beliau menyampaikan pesan: Menulis adalah berjuang. Penulis adalah pahlawan yang akan dikenang selama-lamanya. Lembaran karya adalah medan pertempuiran, Pena adalah senjata menulis. Buku adalah gudang ilmu, kuncinya adalah membaca. dan membaca adalah jendela dunia.

 

Berikut ini adalah sesi  tanya jawab yang bisa terangkum pada kesempatan ini :

 

Pertanyaan 1

Bu Aam:

Bagaimana sistem pembelanjaan buku paket melalui Siplah. Apakah bisa buku dibayar setelah bukunya sampai ke sekolah???? Saya kebetulan kepala sekolah SMP yang sedang mencari buku ajar di siplah pak. Terimakasih

 

Jawaban pertanyaan 1

Pembelian buku paket melalui belanja .com, masukkan PO melalui akun dapodik, kiirim barang dan sampai lalu membuat BASTB  baru ditransfer dan upload bukti.Barang sudah diterima baru dibayar.

 

Pertanyaan 2

Andy Muhtadin Beltim-Babel 

Pertanyaannya:

Bagaimana cara kita bekerja sama dalam memasarkan buku kami sebagai penulis dengan  pihak penerbit marketing dalam memasarkan buku karya solo, karya bersama.

Jawaban pertanyaan 2

Melakukan kerjasama dengan penulis dengan cara bedah buku dan webinar.

 

Pertanyaan 3

Sunaryo, dari Berau, Gelb.11

1.       Apa peran yang diharapkan oleh penerbit (terutama bag.pemasaran) terhadap penulis untuk ikut andil dalam menghadapi kondisi pemasaran buku saat ini akibat covid 19 ?

2.       Apa harapanya dengan peran para guru dengan kondisi saat ini supaya pemasaran buku bisa segera pulih ?

Jawaban pertanyaan 3

Penulis bisa berkolaborasi dalam promosi bersama lewat medsos dan komunitas untuk meningkatkan penjualan  dengan berbagai cara.

Harapan dengan para guru supaya penjualan segera pulih yaitu memberikan motivasi kepada siswa untuk membaca. 

 

Pertanyaan 4

Ai S Dewi SMPN1 Cibogo, Pak bagaimana  caranya agar buku kita masuk di akun siplah dan apa syarat-syaratnya. Terima kasih

Jawaban pertanyaan 4

lolos penilaian puskurbuk, harus ada SK penilaian Perpusbuk dan didaftarkan ke web service pusbuk  sehingga terkoneksi ke SIPlah Kemdikbud, mendaftarkan diri sebagai penyedia barang ke marketplace melalui CV atau PT. 

 

Kesimpulan: 

1.       Setiap peristiwa akan selalu berdampak negatif dan positif untuk semua hal.

2.       Dampak negatif Covid-19 untuk penerbitan adalah menurun drastisnya pembeli buku, pendistribusi buku, bangkrutnya usaha penerbitan.

3.       Dampak positifnya untuk penerbitan adalah tebukanya peluang strategi lain dalam memasarkan buku. salah satunya mengubah pemasaran menjadi digital marketing. 

4.       Kita sebagai manusia harus selalu berusaha bangkit dari keterpurukan sehingga bisa bertahan dan meningkatkan usaha.

5.       Pandemi Covid memang musibah tetapi hidup kita harus berlanjut agar mampu bertahan di tengah pandemi. 

 

Terimakasih Pak Andi atas ilmunya...semoga bahagia dan sukses selalu...salam literasi...!

TENTANG WRITING PRENEURSHIP

 


TENTANG WRITING PRENEURSHIP

Description: F:\latihan menulis\pic\pk joko.PNG

Materi Kuliah On line Menulis bersama om Jay lewat WAG malam ini adalah Proses penerbitan Buku ajar yang akan disampaikan oleh Bapak Joko Irawan Mumpuni.

Beliau saat ini menjabat sebagai Direktur Penerbitan, Penerbit ANDI, sekaligus sebagai Ketua 1 IKAPI DIY. Beliau juga seorang penulis bersertifikat BNSP sekaligus sebagai Asesor BNSP. Nomor HP/WA yang dapat dihubungi adalah 081 2273 9971. Media sosial lainnya email jmumpuni@gmail.com , FB jokomumpuni@gmail.com , Twitter @jokomumpuni

Pada kesempatan ini materi akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama tentang Writing Preneurship (Menulis Buku yang Diterima Penerbit). Paparan ke dua tentang Menulis Buku Ajaran. Ke tiga Teknis Menulis Buku.

Guru sebagai akademisi / pendidik selayaknya bisa menerbitkan buku atau mempublikasikan buku atau tulisan. Semua orang bisa menulis tetapi ujung-ujungnya tidak mencapai pada diterbitkan. Banyak hal yang menjadi motivasi seorang guru dalam menerbitkan buku, antara lain :

a.       Berorientasi pada profit dan  royalti yang besar.

b.      Nirlaba (CSR/pengabdian)

c.       Branding/Promosi. Agar diangkat menjadi ketua, agar menang dalam pilkada dan lain-lain.

d.      Memenuhi regulasi/Akreditasi. Untuk kenaikan pangkat kalau bagi guru.

 

 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJy4pw_mdcKl7JxmBtJ_OADpgU2eJ5YAafP6aC7hIVyUi-Pqf1vefXQMPSyapWCqp6N6_uItWK_8S2cDPvbNLut-2MARwzNV6ijxXMwLGSD3AZOKIaUwmy5xA4sKTuilXNhPqRfu3AdoQ/s320/IMG-20200708-WA0054.jpg

Gambar di atas merupakan penggambaran dunia tulis menulis. Tangga pertama, saya tidak mau menulis. Ini tidak mungkin bagi anggota grop WAG, karena kalau tidak mau menulis pasti tidak masuk grup ini. Pada tangga ke dua, saya tidak bisa menulis. Ini bohong. Karena kita semua pernah kuliah, berarti sudah terampil menulis. Terbukti sudah membuat skripsi. Terus naik sampai pada tangga teratas yang akhirnya saya akan menulis untuk diterbitkan menjadi buku.. Tetapi banyak yang tidak sampai pada tangga ini. Pertanyaannya, mengapa tidak tidak sampai pada tahap ini ? Karena kita malas. Untuk bisa mencapai tahap ini tentunya harus dengan bekal  kerja keras, semangat, keuletan, kesabaran serta konsisten dalam menulis yang sangat besar

Ekosistem Penerbitan Buku industri, merujuk pada sisi ekonomi yang ujungnya adalah uang. Artinya penerbit adalah perusahaan profetebel yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup bagi semua karyawannya. Jadi penerbit tidak akan mungkin sembarangan untuk menerbitkan buku yang tak akan mendatangkan keuntungan.

Pada gambar di bawah ini dijelaskan  secara ringkas ekosistem penerbitan buku terdiri dari 4 stik holder. Yakni penerbit, penyalur, pembaca dan penulis. Posisi pembaca dalam istilah industri sebagai pembeli atau pasar. Sedangkan pelaku industrinya adalah penerbit, penyalur atau distributor, dan penulis.

 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6cXv8SZ0bwJBkpojlnq50CyJTP330Ev_0CLdAXdkzbTVFwP4bjhUkVHeurNoIOpsz1gbcU3wjUXs4EMoVWA_vCp_JVU5H3hM0j3j3ejM_t09rgd_W4zZS2enF7_v2nWSycXzG4AHi1Rs/s320/IMG-20200708-WA0056.jpg

Mengenai pembagian keuntungan suatu buku, prosentase penulis mendapatkan 10%, penerbit 2-3% sisanya penyalur atau toko. Penerbit bisa bertahan karena banyak buku yang diterbitkan. Sehingga keuntungannya adalah menjadi 2-3% kali banyak buku yang diterbitkan.

 Literasi di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain. Banyak faktor yang menjadi penghambat, antara lain : kurangnya buku bacaan, minat menulis dan baca yang masih kurang, kualitas membaca yang masih rendah,. Selain itu  ada anggapan yang salah mengenai dunia penulisan dan penerbitan. Apresiasi terhadap hak cipta juga sangat kurang. Terbukti dengan banyaknya buku yang hanya di copi, buku elektronik yang tanpa ijin, dibajak. Ini semua akan merugikan bagi penulis dan penerbit.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzBYrbwqJhUkCyjT2GH1LP_HVyFi9SpwHDGTbnoclEbV0R5lRVnYYIvL2L5ttODZ0FgQHDEEFK51zpYQPL2cWUwaLqQ3iYedllzChy1emHn_JeX9L1LuIuOAOq5ulfVlAIcZFhMpLqLVs/s320/IMG-20200708-WA0057.jpg

Selanjutnya Direktur Penerbit Andi ini menjelaskan tentang proses sebuah naskah bisa diterbitkan menjadi buku. Dapat digambarkan secara singkat dimulai dari penulis mengirimkan naskah kemudian dinilai atau evaluasi. Jika diterima, penulis diberi Surat Pemberitahuan dan diminta Softcopy, dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Perjanjian Penerbitan.

Setelah itu dicetak satu buku sebagai sampel yang diberikan kepada penulis. Dilanjutkan mencetak dalam jumlah banyak dan didistribusikan sampai ke toko-toko buku hingga penulis mendapatkan royalti. Jika sebuah naskah yang dikirimkan ke penerbit ditolak, penulis akan diberitahu dengan diberi Surat Pemberitahuan serta naskah dikembalikan. Untuk lebih jelasnya dapat disimak pada dua slide berikut :

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1vxmrmtffTc5Z2X01qiBiUeeBNAZymQmkPTfx8NIN_BLZJnpJWFqrnYYQ3NEZlKNowVZ2PeWcNUvQrQ4QhxTMuWyb2HCTb6jEpDrXc4q2grgnhyUm6fiVn7MjMTvZh3OxM_siawlywYc/s320/IMG-20200708-WA0058.jpg

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8XlgUTOXHG9VEO79AgcsJqzIGEGa1mgSGMAsw8lU15_2Xss96GhjACiNtuMXzI9DAy8OmPQBv6IbFrMN2JX3TeKC3sigUYOp0j8VWW19hJcoNtUJWCYf7TguXvlLvulJOIBrfWC18BHM/s320/IMG-20200708-WA0081.jpg


Dalam proses penerbitan buku ada proses editing dan seting. Penerbit tidak  pernah menolak dengan alasan karena editorial yang buruk, titik koma yang salah. Karena penerbit punya banyak editor yang ahli bahasa. Sejelek apa pun akan diedit oleh editor atau tim pengedit agar enak di baca. Sering kali sebuah judul yang diusulkan penulis dimodifikasi penerbit, supaya laku. Kadang ada yang membuat judul sembarangan. Judul terlalu formal, padahal judul yang menarik ,membangkitkan minat baca pembeli. Buku di toko dibungkus plastik, tidak bisa dibuka sembarangan. Maka pemberian judul yang menarik sangatlah penting.

Setelah buku terbit ada beberapa hal yang didapatkan oleh penulis, antara lain :

1.      Kepuasan.

Buku yang sudah terbit bagi sebagian orang bisa mendatangkan kepuasan batin. Buku sebagai karya monumental yang dikenang sepanjang masa. Oleh anak cucu bahkan oleh orang sedunia

2.      Reputasi

Buku sebagai karya yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya.

3.      Peningkatan karier.

Bagi ASN yang ingin naik jabatan buku bisa mendapat nilai yang berguna dalam peningkatan jabatan. Bagi sebagian orang bisa sebagai peluang karier di industri atau perusahaan.

4.     Uang (Peningkatan Finansial).

Bisa berupa royalti, diskon pembelian langsung dan atau dipanggil sebagai narasumber seminar.

Empat hal di atas bisa diterima dan dirasakan oleh penulis jika buku diterima penerbit dan diterbitkan . Jika ditolak, ya tidak mendapat apa-apa. Maka dari itu pesan beliau, menulislah buku yang diterima dan diterbitkan oleh penerbit.  Poin yang paling besar bagi penerbit untuk menentukan buku diterima dan diterbitkan adalah peluang pasar sebesar 50%. Keilmuan hanya 30%, editor 10%, dan reputasi penulis 10%. Tapi kadang-kadang reputasi bisa berpeluang menjadi 100%. Jika penulisnya terkenal. Maka dari itu terkadang penerbit menolak naskah bukan karena urusan bahasa namun cenderung karena urusan pasar.

Menurut beliau ada empat jenis naskah yang layak diterbikan, yakni :

1.      Tema populer, penulis populer. Naskah yang demikian pasti dicetak.

2.      Tema pupuler, penulis tak populer. Ini cocok bagi penulis pemula. Cari tema yang populer meskipun penulis belum populer.

3.      Tema tidak populer, penulis populer. Model seperti ini bisa diterbitkan karena melihat penulisnya yang sudah terkenal.

4.      Tema tak populer, penulis tak populer. Naskah yang ini tidak akan dicetak.

Penulis juga harus pandai memilih penerbit, ciri-ciri penerbit yang baik antara lain :

1.      Memiliki visi dan misi yang jelas.

2.      Memiliki bussines core lini produk tertentu.

3.      Pengalaman penerbit.

4.      Jaringan pemasaran.

5.      Memiliki percetakan sendiri.

6.      Keberanian mencetak jumlah eksemplar.

7.      Kejujuran dalam pembayan royalti.

Oplah adalah jumlah buku yang dicetak oleh penerbit. Sedikit banyaknya oplah, penerbit mempunyai rumus tersendiri. Rumus menentukan oplah ada 4, yakni :

1.      Market lebar dan lifecycle panjang. Rumus ini paling disukai penerbit. Dijual kapanpun bisa, misalnya kamus, ensiklopedi.

2.      Market lebar dan lifecycle pendek. Rumus ini cocok bagi penulis pemula. Cari tema-tema panjang. Liifecycle pendek karena perkembangan teknologi dan sosial. Misalnya buku microsof word 16, tiba-tiba tak laku.

3.      Market sempit dan lifecyle panjang. Artinya meskipun buku berumur sekian tahun, tak diperbaharui akan masih tetap laku. Contoh buku-buku matematika, fisika , kimia, anatomi. Maka buku-buku yang seperti ini royalti bisa sampai anak cucu. Karena royalti harus diwariskan

4.      Market sempit dan lifecyle pendek. Misal kejadian suatu tertentu, kejadian tsunami Aceh dan lain-lain.

Banyak gaya selingkung di dunia ini. Gaya selingkung adalah gaya pengutipan, gaya struktur penulisan. Yang sebaiknya ditulis secara konsisten. Penerbit ANDI menggunakan semua gaya selingkung yang digunakan penulis. Sedang untuk gaya pengutipan ada beberapa yaitu American LanguageAssosiation (ALA), Michigan Language Association (MLA), Chicago Manual Style (CMS), American Psychology Association (APA), Vancouver Style, Harvard Style.

Jenis-jenis Penulis

Penulis yang idialis adalah penulis yang tak membutuhkan uang, hanya untuk peninggalan anak cucu. Ini biasanya para guru besar, orang-orang kaya. Sedangkan penulis yang industrialais adalah penulis yang membutuhlan uang. Idealnya adalah gabungan keduanya yaitu penulis yang idialis dan industrialis. Mementingkan mutu juga produktif. Ada empat jenis penulis menurut pemaparan Bapak Joko :

1.      Idialis dan industrialis

2.      Idialis dan tidak industrialis

3.      Tidak idialis dan industrialis.

4.      Tidak idialis dan tidak industrialis.

Bagi penerbit tidak memandang reputasi penulis. Namun yang diutamakan adalah barangnya laku atau tidak. Maka sebagai penulis, menulislah buku yang digunakan banyak orang atau yang laku. Maka sudah tepat jika kita menulis buku informatika. Karena siswa SD, SMP banyak. Tidak harus menulis yang keilmunya tinggi yang belum tentu diterima pasar. Berikut level materi dan lebar pasar :

1.      Beginner > Jumlah konsumen besar dan jumlah penulis juga besar.

2.      Intermediate >Jumlah konsumen sedang/menengah dan jumlah konsumen sedang/menengah.

3.      Advence >jumlah konsumen sedikit dan jumlah penulis sedikit.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCfSe_49bwsjiDTGS2P6yeZg6Tx-x7EMEUMBdT1ZZg4131gApJT9mkz4bDd95hM30WfzZfOgMJMRV-i4Dn7sSusNCP29yj9DUV4aK7zGch29s09hAxOiI7genBbbGED1nx4UaC5_JrfxY/s320/IMG-20200708-WA0082.jpg

Karja sama yang baik antara penerbit dan penulis sangat penting untuk waktu penerbitan buku. Namun biasanya yang diterbitkan dulu adalah buku yang akan dipakai lebih dahulu. Bukan naskah yang antriannya lebih dahulu.

Di akhir pemaparannya beliau memberikan pesan. Pertama diambil dari ulama besar Al Ghazali, "Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah”. Yang ke dua, “katakan pada Dilan yang berat itu bukan rasa RINDU, tetapi menulis BUKU. Biarkan aku saja yang menanggungnya”.

Demikian materi tentang Writing Preneurship (Menulis Buku yang Diterima Penerbit) beliau sampaikan.  Semoga dengan tahu seluk beluk penerbitan buku, kita termotivasi untuk terus menulis..dan menulis lagi sehingga bisa diterima penerbit...

Terimakasih Bapak Joko Irawan Mumpuni..semoga bahagia, sehat selalu.... Mari kita Terus menulis..dan salam literasi...!