Kamis, 29 Oktober 2020

TENTANG WRITING PRENEURSHIP

 


TENTANG WRITING PRENEURSHIP

Description: F:\latihan menulis\pic\pk joko.PNG

Materi Kuliah On line Menulis bersama om Jay lewat WAG malam ini adalah Proses penerbitan Buku ajar yang akan disampaikan oleh Bapak Joko Irawan Mumpuni.

Beliau saat ini menjabat sebagai Direktur Penerbitan, Penerbit ANDI, sekaligus sebagai Ketua 1 IKAPI DIY. Beliau juga seorang penulis bersertifikat BNSP sekaligus sebagai Asesor BNSP. Nomor HP/WA yang dapat dihubungi adalah 081 2273 9971. Media sosial lainnya email jmumpuni@gmail.com , FB jokomumpuni@gmail.com , Twitter @jokomumpuni

Pada kesempatan ini materi akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama tentang Writing Preneurship (Menulis Buku yang Diterima Penerbit). Paparan ke dua tentang Menulis Buku Ajaran. Ke tiga Teknis Menulis Buku.

Guru sebagai akademisi / pendidik selayaknya bisa menerbitkan buku atau mempublikasikan buku atau tulisan. Semua orang bisa menulis tetapi ujung-ujungnya tidak mencapai pada diterbitkan. Banyak hal yang menjadi motivasi seorang guru dalam menerbitkan buku, antara lain :

a.       Berorientasi pada profit dan  royalti yang besar.

b.      Nirlaba (CSR/pengabdian)

c.       Branding/Promosi. Agar diangkat menjadi ketua, agar menang dalam pilkada dan lain-lain.

d.      Memenuhi regulasi/Akreditasi. Untuk kenaikan pangkat kalau bagi guru.

 

 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJy4pw_mdcKl7JxmBtJ_OADpgU2eJ5YAafP6aC7hIVyUi-Pqf1vefXQMPSyapWCqp6N6_uItWK_8S2cDPvbNLut-2MARwzNV6ijxXMwLGSD3AZOKIaUwmy5xA4sKTuilXNhPqRfu3AdoQ/s320/IMG-20200708-WA0054.jpg

Gambar di atas merupakan penggambaran dunia tulis menulis. Tangga pertama, saya tidak mau menulis. Ini tidak mungkin bagi anggota grop WAG, karena kalau tidak mau menulis pasti tidak masuk grup ini. Pada tangga ke dua, saya tidak bisa menulis. Ini bohong. Karena kita semua pernah kuliah, berarti sudah terampil menulis. Terbukti sudah membuat skripsi. Terus naik sampai pada tangga teratas yang akhirnya saya akan menulis untuk diterbitkan menjadi buku.. Tetapi banyak yang tidak sampai pada tangga ini. Pertanyaannya, mengapa tidak tidak sampai pada tahap ini ? Karena kita malas. Untuk bisa mencapai tahap ini tentunya harus dengan bekal  kerja keras, semangat, keuletan, kesabaran serta konsisten dalam menulis yang sangat besar

Ekosistem Penerbitan Buku industri, merujuk pada sisi ekonomi yang ujungnya adalah uang. Artinya penerbit adalah perusahaan profetebel yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup bagi semua karyawannya. Jadi penerbit tidak akan mungkin sembarangan untuk menerbitkan buku yang tak akan mendatangkan keuntungan.

Pada gambar di bawah ini dijelaskan  secara ringkas ekosistem penerbitan buku terdiri dari 4 stik holder. Yakni penerbit, penyalur, pembaca dan penulis. Posisi pembaca dalam istilah industri sebagai pembeli atau pasar. Sedangkan pelaku industrinya adalah penerbit, penyalur atau distributor, dan penulis.

 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6cXv8SZ0bwJBkpojlnq50CyJTP330Ev_0CLdAXdkzbTVFwP4bjhUkVHeurNoIOpsz1gbcU3wjUXs4EMoVWA_vCp_JVU5H3hM0j3j3ejM_t09rgd_W4zZS2enF7_v2nWSycXzG4AHi1Rs/s320/IMG-20200708-WA0056.jpg

Mengenai pembagian keuntungan suatu buku, prosentase penulis mendapatkan 10%, penerbit 2-3% sisanya penyalur atau toko. Penerbit bisa bertahan karena banyak buku yang diterbitkan. Sehingga keuntungannya adalah menjadi 2-3% kali banyak buku yang diterbitkan.

 Literasi di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain. Banyak faktor yang menjadi penghambat, antara lain : kurangnya buku bacaan, minat menulis dan baca yang masih kurang, kualitas membaca yang masih rendah,. Selain itu  ada anggapan yang salah mengenai dunia penulisan dan penerbitan. Apresiasi terhadap hak cipta juga sangat kurang. Terbukti dengan banyaknya buku yang hanya di copi, buku elektronik yang tanpa ijin, dibajak. Ini semua akan merugikan bagi penulis dan penerbit.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzBYrbwqJhUkCyjT2GH1LP_HVyFi9SpwHDGTbnoclEbV0R5lRVnYYIvL2L5ttODZ0FgQHDEEFK51zpYQPL2cWUwaLqQ3iYedllzChy1emHn_JeX9L1LuIuOAOq5ulfVlAIcZFhMpLqLVs/s320/IMG-20200708-WA0057.jpg

Selanjutnya Direktur Penerbit Andi ini menjelaskan tentang proses sebuah naskah bisa diterbitkan menjadi buku. Dapat digambarkan secara singkat dimulai dari penulis mengirimkan naskah kemudian dinilai atau evaluasi. Jika diterima, penulis diberi Surat Pemberitahuan dan diminta Softcopy, dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Perjanjian Penerbitan.

Setelah itu dicetak satu buku sebagai sampel yang diberikan kepada penulis. Dilanjutkan mencetak dalam jumlah banyak dan didistribusikan sampai ke toko-toko buku hingga penulis mendapatkan royalti. Jika sebuah naskah yang dikirimkan ke penerbit ditolak, penulis akan diberitahu dengan diberi Surat Pemberitahuan serta naskah dikembalikan. Untuk lebih jelasnya dapat disimak pada dua slide berikut :

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1vxmrmtffTc5Z2X01qiBiUeeBNAZymQmkPTfx8NIN_BLZJnpJWFqrnYYQ3NEZlKNowVZ2PeWcNUvQrQ4QhxTMuWyb2HCTb6jEpDrXc4q2grgnhyUm6fiVn7MjMTvZh3OxM_siawlywYc/s320/IMG-20200708-WA0058.jpg

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8XlgUTOXHG9VEO79AgcsJqzIGEGa1mgSGMAsw8lU15_2Xss96GhjACiNtuMXzI9DAy8OmPQBv6IbFrMN2JX3TeKC3sigUYOp0j8VWW19hJcoNtUJWCYf7TguXvlLvulJOIBrfWC18BHM/s320/IMG-20200708-WA0081.jpg


Dalam proses penerbitan buku ada proses editing dan seting. Penerbit tidak  pernah menolak dengan alasan karena editorial yang buruk, titik koma yang salah. Karena penerbit punya banyak editor yang ahli bahasa. Sejelek apa pun akan diedit oleh editor atau tim pengedit agar enak di baca. Sering kali sebuah judul yang diusulkan penulis dimodifikasi penerbit, supaya laku. Kadang ada yang membuat judul sembarangan. Judul terlalu formal, padahal judul yang menarik ,membangkitkan minat baca pembeli. Buku di toko dibungkus plastik, tidak bisa dibuka sembarangan. Maka pemberian judul yang menarik sangatlah penting.

Setelah buku terbit ada beberapa hal yang didapatkan oleh penulis, antara lain :

1.      Kepuasan.

Buku yang sudah terbit bagi sebagian orang bisa mendatangkan kepuasan batin. Buku sebagai karya monumental yang dikenang sepanjang masa. Oleh anak cucu bahkan oleh orang sedunia

2.      Reputasi

Buku sebagai karya yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya.

3.      Peningkatan karier.

Bagi ASN yang ingin naik jabatan buku bisa mendapat nilai yang berguna dalam peningkatan jabatan. Bagi sebagian orang bisa sebagai peluang karier di industri atau perusahaan.

4.     Uang (Peningkatan Finansial).

Bisa berupa royalti, diskon pembelian langsung dan atau dipanggil sebagai narasumber seminar.

Empat hal di atas bisa diterima dan dirasakan oleh penulis jika buku diterima penerbit dan diterbitkan . Jika ditolak, ya tidak mendapat apa-apa. Maka dari itu pesan beliau, menulislah buku yang diterima dan diterbitkan oleh penerbit.  Poin yang paling besar bagi penerbit untuk menentukan buku diterima dan diterbitkan adalah peluang pasar sebesar 50%. Keilmuan hanya 30%, editor 10%, dan reputasi penulis 10%. Tapi kadang-kadang reputasi bisa berpeluang menjadi 100%. Jika penulisnya terkenal. Maka dari itu terkadang penerbit menolak naskah bukan karena urusan bahasa namun cenderung karena urusan pasar.

Menurut beliau ada empat jenis naskah yang layak diterbikan, yakni :

1.      Tema populer, penulis populer. Naskah yang demikian pasti dicetak.

2.      Tema pupuler, penulis tak populer. Ini cocok bagi penulis pemula. Cari tema yang populer meskipun penulis belum populer.

3.      Tema tidak populer, penulis populer. Model seperti ini bisa diterbitkan karena melihat penulisnya yang sudah terkenal.

4.      Tema tak populer, penulis tak populer. Naskah yang ini tidak akan dicetak.

Penulis juga harus pandai memilih penerbit, ciri-ciri penerbit yang baik antara lain :

1.      Memiliki visi dan misi yang jelas.

2.      Memiliki bussines core lini produk tertentu.

3.      Pengalaman penerbit.

4.      Jaringan pemasaran.

5.      Memiliki percetakan sendiri.

6.      Keberanian mencetak jumlah eksemplar.

7.      Kejujuran dalam pembayan royalti.

Oplah adalah jumlah buku yang dicetak oleh penerbit. Sedikit banyaknya oplah, penerbit mempunyai rumus tersendiri. Rumus menentukan oplah ada 4, yakni :

1.      Market lebar dan lifecycle panjang. Rumus ini paling disukai penerbit. Dijual kapanpun bisa, misalnya kamus, ensiklopedi.

2.      Market lebar dan lifecycle pendek. Rumus ini cocok bagi penulis pemula. Cari tema-tema panjang. Liifecycle pendek karena perkembangan teknologi dan sosial. Misalnya buku microsof word 16, tiba-tiba tak laku.

3.      Market sempit dan lifecyle panjang. Artinya meskipun buku berumur sekian tahun, tak diperbaharui akan masih tetap laku. Contoh buku-buku matematika, fisika , kimia, anatomi. Maka buku-buku yang seperti ini royalti bisa sampai anak cucu. Karena royalti harus diwariskan

4.      Market sempit dan lifecyle pendek. Misal kejadian suatu tertentu, kejadian tsunami Aceh dan lain-lain.

Banyak gaya selingkung di dunia ini. Gaya selingkung adalah gaya pengutipan, gaya struktur penulisan. Yang sebaiknya ditulis secara konsisten. Penerbit ANDI menggunakan semua gaya selingkung yang digunakan penulis. Sedang untuk gaya pengutipan ada beberapa yaitu American LanguageAssosiation (ALA), Michigan Language Association (MLA), Chicago Manual Style (CMS), American Psychology Association (APA), Vancouver Style, Harvard Style.

Jenis-jenis Penulis

Penulis yang idialis adalah penulis yang tak membutuhkan uang, hanya untuk peninggalan anak cucu. Ini biasanya para guru besar, orang-orang kaya. Sedangkan penulis yang industrialais adalah penulis yang membutuhlan uang. Idealnya adalah gabungan keduanya yaitu penulis yang idialis dan industrialis. Mementingkan mutu juga produktif. Ada empat jenis penulis menurut pemaparan Bapak Joko :

1.      Idialis dan industrialis

2.      Idialis dan tidak industrialis

3.      Tidak idialis dan industrialis.

4.      Tidak idialis dan tidak industrialis.

Bagi penerbit tidak memandang reputasi penulis. Namun yang diutamakan adalah barangnya laku atau tidak. Maka sebagai penulis, menulislah buku yang digunakan banyak orang atau yang laku. Maka sudah tepat jika kita menulis buku informatika. Karena siswa SD, SMP banyak. Tidak harus menulis yang keilmunya tinggi yang belum tentu diterima pasar. Berikut level materi dan lebar pasar :

1.      Beginner > Jumlah konsumen besar dan jumlah penulis juga besar.

2.      Intermediate >Jumlah konsumen sedang/menengah dan jumlah konsumen sedang/menengah.

3.      Advence >jumlah konsumen sedikit dan jumlah penulis sedikit.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCfSe_49bwsjiDTGS2P6yeZg6Tx-x7EMEUMBdT1ZZg4131gApJT9mkz4bDd95hM30WfzZfOgMJMRV-i4Dn7sSusNCP29yj9DUV4aK7zGch29s09hAxOiI7genBbbGED1nx4UaC5_JrfxY/s320/IMG-20200708-WA0082.jpg

Karja sama yang baik antara penerbit dan penulis sangat penting untuk waktu penerbitan buku. Namun biasanya yang diterbitkan dulu adalah buku yang akan dipakai lebih dahulu. Bukan naskah yang antriannya lebih dahulu.

Di akhir pemaparannya beliau memberikan pesan. Pertama diambil dari ulama besar Al Ghazali, "Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah”. Yang ke dua, “katakan pada Dilan yang berat itu bukan rasa RINDU, tetapi menulis BUKU. Biarkan aku saja yang menanggungnya”.

Demikian materi tentang Writing Preneurship (Menulis Buku yang Diterima Penerbit) beliau sampaikan.  Semoga dengan tahu seluk beluk penerbitan buku, kita termotivasi untuk terus menulis..dan menulis lagi sehingga bisa diterima penerbit...

Terimakasih Bapak Joko Irawan Mumpuni..semoga bahagia, sehat selalu.... Mari kita Terus menulis..dan salam literasi...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar