Kamis, 29 Oktober 2020

 

Alur “Merrdeka Belajar” dan Filosofis Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Tri Tusiyani, S.Pd

 

Pada saat ini pemerintah melakukan gebrakan di dunia pendidikan dengan Program Guru Penggerak yaitu program pendidikan kepemimpinan bagi guru, untuk  menjadi pemimpin pembelajaran. Dilansir dari situs Medcom.id bahwa : “Program guru penggerak bertujuan menghasilkan pembelajaran yang berorientasi pada murid. Pemimpin-pemimpin pendidikan saat ini sangat dibutuhkah untuk mengangkat kualitas pendidikan sehingga perlu ada kerja sama dengan pemerintah daerah agar lulusan program ini menjadi pemimpin di ekosistem pendidikan nasional”.( Iwan Syahril dalam konferensi daring, senin 13 Juli 2020)

 

Dalam artikel id.m. Wikipedia.org dinyatakan bahwa Penelitian  Progamme for International Student Assesment (PISA) tahun 2019 menunujukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah, untuk bidang matematika dan literasi Indonesia menduduki posisi ke-74 dari 79 negara. Untuk mengatasi hal tersebut,  maka kemudian pemerintah membuat kebijakan dengan menggalakkan program merdeka belajar. Program ini terinspirasi dari dua konsep filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu kemerdekaan dan kemandirian.

 

Sejalan dengan konsep filsafat tersebut, pendidikan adalah upaya memerdekakan aspek batiniahnya. Pendidikan  merupakan upaya konkret untuk memerdekakan manusia secara utuh dan penuh. Pendidikan adalah pintu masuk menuju kemerdekaan lahiriah dan batiniah manusia, baik sebagai makhluk individual maupun sebagai anggota masyarakat dan warga dunia. Pendidikan menghantar seseorang memiliki otonomi diri secara utuh dan penuh dalam wilayah kognisi, afeksi, spiritual, social sehingga eksistensinya mampu berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri.

 

Untuk istilah pendidikan dan pengajaran, Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan dua kata tersebut dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut Beliau, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu yang memberikan faedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi pengajaran adalah proses pendidikan dalam memberi ilmu sedangkan pendidikan adalah tuntunan terhadap kodrat masing- masing anak.

 

Dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.Sesuai dengan pengertian pendidikan tersebut di atas, maka sebagai pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat alam yang ada pada anak-anak, sehingga dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak dalam menghadapi kodrat zamannya. Pendidk tidak bisa memaksakan kodrat dasarnya anak. Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

 

Kita tidak asing lagi dengan Tiga semboyan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yang menunjukkan kekhasan Indonesia, yakni : Pertama, Ing Ngarsa Sung Tuladha, artinya seorang guru adalah pendidik yang harus memberi teladan. Ia pantas digugu dan ditiru dalam perkataan dan perbuatannya. Kedua, Ing Madya Mangun Karsa, artinya seorang guru adalah pendidik yang selalu berada di tengah-tengah para muridnya dan terus-menerus membangun semangat dan ide-ide mereka untuk berkarya. Ketiga, Tut Wuri Handayani, artinya seorang guru adalah pendidik yang terus-menerus menuntun, menopang dan menunjuk arah yang benar bagi hidup dan karya anak-anak didiknya.

 

Senada dengan semboyan pendidikan di atas, maka dikembangkan metode pendidikan  “paedagogik”, yakni Momong, Among dan Ngemong, yang berarti bahwa pendidikan itu bersifat mengasuh. Mendidik adalah mengasuh anak dengan kasih sayang, bukan berdasarkan paksaan yang bersifat “hukuman”. Mengedepankan Budi pekerti yang merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan atau watak atau karakter dalam mengasuh , merupakan prinsip dalam metode ini. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Dengan budi pekerti ini diharapkan akan membawa kebahagiaan pada anak, karena bahagia adalah merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa.

 

Untuk mencapai pemahaman program MERDEKA BELAJAR yang didasarkan pada filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara di atas, program pendidikan guru penggerak membuat model pembelajaran dalam diklatnya  dengan nama “Alur MERRDEKA BELAJAR” yakni : Mulai dari diri (Mandiri), Eksplorasi Konsep (Mandiri dan Forum Diskusi) Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi konstektual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar Materi dan Aksi Nyata. Alur ini ada di tiap paket modul yang keseluruhan ada tiga modul. Dengan alur yang dibuat ini Calon Guru Penggerak (CGP) dengan pelan tapi pasti akan dapat memahami filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara yang merupakan dasar dari Program MERDEKA Belajar yang dicanangkan pemerintah. Sehingga pembelajaran yang dulunya berbasis paksaan dan hukuman akan berubah menjadi pembelajaran yang merdeka dan mandiri.

 

Dengan program inipula diharapkan CGP mampu memahami pemikiran filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara, menjadi penggerak  dan mengembangkan serta mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid, guru dan pemangku kepentingan. Dimulai dari pendidkan CGP angkatan 1 ini diharapkan  Program MERDEKA BELAJAR yang dicanangkan pemerintah benar – benar terwujud dan akan membawa perubahan pada dunia pendidikan kita. Pendidikan yang menghamba pada anak yaitu pendidik layak nya seperti orang tua yang tulis penuh kasih sayang dalam mendidik murid, tiga semboyan pendidikan Indonesia, metode pendidikan momong, among dan ngemong dan ajaran – ajaran filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara Lainnya akan mampu membawa perubahan pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang hanya mengedepankan aspek kognitif saja tidak akan terjadi lagi di masa mendatang. Berbasis Filosofis Pendidikan Ki Hajar Dewantara maka diharapkan program MERDEKA BELAJAR akan terwujud sehingga akan lahir generasi – generasi bangsa yang mampu memaknai pendidikan secara benar dan nyata…

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar